Jumat, 15 April 2016

FESTIVAL FESTIVAL SUNGAI MUSI

Festival Musi ialah kegiatan wisata tahunan yang menampilkan perlombaan perahu bidar tradisional, perahu hias, juga kompetisi perahu naga sebagai andalan. Berlokasi di Sungai Musi tepatnya di depan Plaza Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang. Setiap HUT RI pada tanggal 17 Agustus, bantaran Sungai Musi dipenuhi orang. Festival Musi merupakan festival besar yang sering di adakan di kota Palembang seperti Palembang Fashion & Craft Expo 2011 pada tanggal 12-13 November 2011. Sekaligus untuk memeriahkan SEA Games XXVI di Palembang. Festival tersebut diadakan untuk mengenalkan objek wisata di kota Palembang tidak hanya kepada masyarat Indonesia tetapi kepada wisatawan mancanegara.


Kegiatan Perlombaan Perahu Bidar



Parade Perahu Hias



Peserta Lomba Perahu Bidar



Peserta Menuju ke Lokasi Start



Parade bendera negara peserta SEA Games XXVI saat pembukaan festival



Lomba balap perahu Naga



Suasana Peserta saat melakukan Perlombaan


PROGRAM KERJA KOMUNITAS PECINTA MUSI

1. Memperkenalkan sungai musi sebagai objek wisata yang menarik bagi wisatawan
2. Menambah wahana wisata di sungai musi

STRUKTUR ORGANISASI KOMUNITAS PECINTA MUSI

KOORDINATOR: DORIS SAPUTRA
PENCARI MATERI: IQBAL RILO PAMBUDI DAN SAMSUL BAHRI
PENGAMBILAN GAMBAR: VIA SANTRIANI
KREATIF: MAYA RAHMADANIA

Tujuan dibentuknya komunitas pecinta Sungai Musi

Adapun tujuan di bentuknya komunitas pecinta sungai musi agar dapat bertukar informasi antara anggota tentang sejarah sungai musi, cerita legenda sungai musi dan untuk mengenalkan sungai musi sebagai objek wisata di Kota Palembang kepada masyarakat,

VISI DAN MISI KOMUNITAS PECINTA SUNGAI MUSI

VISI:

Menjadi tempat berkumpulnya para pecinta sungai musi dan untuk melestarikan, mengembangkan, mengenalkan sungai musi sebagai objek wisata yang berada di kota Palembang kepada masyarakat lokal maupun manca negara

 

MISI:

1. Mengenalkan sungai musi kepada para wisatawan lokal maupun manca negara

2. Mengembangkan objek wisata sungai musi yang berada di kota Palembang

GALERI



GAMBARAN SUNGAI MUSI DI SETIAP DAERAH SUMATERA SELATAN


SUNGAI MUSI DI PALEMBANG













SUNSET SUNGAI MUSI













SUNRICE SUNGAI MUSI



PULAU KEMARO















SUNGAI MUSI

DARI PEDALAMAN HULU
















PLTA MUSI














AKHIR ALIRAN PLTA MUSI




ANAK SUNGAI MUSI
SUNGAI KOMERING

SUNGAI RAWAS




SUNGAI KERINCI


SUNGAI OGAN


SUNGAI LEMATANG


SUNGAI LEKO


SUNGAI LAKITAN


SUNGAI SEMANGUS


SUNGAI SUNGSANG


KEGIATAN PENDUDUK SEKITAR SUNGAI MUSI




SUNGAI MUSI DI PINGGIRAN BKB















Legenda Sungai Musi



Di daerah Palembang, Sumatera Selatan, terdapat sebuah sungai yang sangat terkenal. Sungai itu terkenal bukan hanya karena terletak di tengah kota. Akan tetapi sungai tersebut menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat Palembang.
Tahukah kamu nama sungai yang dimaksud? Sungai itu bernama sungai Musi.
Ternyata nama sungai itu ada ceritanya, lho! Alkisah menuturkan, pada zaman dahulu ada sekelompok bajak laut dari Cina yang suka mengembara ke daerah yang sangat jauh. Mereka berlayar ke mana pun arah angin membawa mereka. Ketika angin bertiup ke selatan, mereka pun berlayar kea rah selatan, dan seterusnya.
Setelah mereka berlayar menempuh perjalanan yang panjang, sampailah mereka di sebuah sungai yang di dalam peta tidak bernama.
“Sungai tak bernama, Kapitan!” kata salah satu bajak laut.
“Ya, aku tahu. Tapi lihat saja di depan sana pasti kita akan menemukan sesuatu.” Kata Sang Kapitan dengan yakin. Mereka terus bergerak. Lama-lama makin ke hulu. Namun karena kapal yang mereka gunakan terlalu besar, akhirnya mereka menggantikannya dengan perahu yang lebih kecil. Setelah sampai di hulu, mereka pun turun dari kapal menuju darat.
Sang Kapitan dan anak buahnya sangat kagum melihat keramaian sungai yang tak bernama itu. Mereka kagum akan hasil bumi yang melimpah dan kesuburan tanahnya.
“Daerah ini benar-benar mengagumkan. Tanahnya subur. Hasil buminya melimpah.” Kata Sang Kapitan.
“Benar, Kapitan. Kita beruntung sekali dapat sampai di tempat yang subur ini.” Kata salah satu bajak laut dengan wajah yang gembira.
“Tentu kita akan pulang dengan membawa hasil yang sangat banyak, Kapitan.” Kata bajak laut yang lain.
Sang Kapitan menjawab dengan penuh senyum, “Tentu saja, anak buahku.”
Para bajak laut pun mulai mengumpulkan hasil bumi yang mereka temui. Mereka menukarnya dengan hasil yang mereka temui. Mereka menukarnya dengan hasil rampokan yang diperoleh selama ini. Mereka tampak bersemangat mengumpulkan hasil bumi. Ada kelapa sawit, lada, kopi, cokelat, dan lain-lain.
Para bajak laut itu melihat, mengawali, dan membeli hasil bumi kemudian menyimpannya untuk dibawa ke negeri asal.
Setelah dirasa puas, mereka pun pulang ke negeri asal dengan membawa banyak hasil bumi. Para bajak laut itu bermaksud menjual kembali hasil bumi yang mereka peroleh di negerinya. Dengan menjualnya mereka mengharapkan keuntungan yang berlipat ganda.
Para bajak laut itu bermaksud untuk kembali lagi dan menukar hasil bumi dengan hasil rampokannya serta menjualnya kembali.
Dalam perjalanan pulang, Sang Kapitan memberi nama tempat itu dengan Muci. Dalam bahasa Cina, Muci merupakan nama bagi dewi ayam betina yang memberi keberuntungan pada manusia.
“Mengapa dinamakan dengan Muci?” Tanya salah satu bajak laut.
“Bukankah Muci adalah makhluk yang memberi keberuntungan?” Sang Kapitan balik bertanya.
“Lihat daerah ini! Begitu subur tanahnya! Betapa melimpah hasil buminya. Baik dari pertanian maupun perkebunan, juga terdapat tambang di sana. Benar-benar daerah yang kaya. Maka tidak salah jika aku memberi nama daerah ini Muci, bukan?” Tanya Sang Kapitan lagi.
Seluruh anak buahnya mengangguk-angguk sambil tertawa senang. Mereka sependapat dengan nama yang diberikan Sang Kapitan. “Inilah Sungai Muci, sungai yang membawa keberuntungan bagi manusia.” Mereka pulang ke negeri asal dengan hati yang senang karena membawa hasil bumi yang sangat banyak dan bermutu tinggi.
Beberapa tahun kemudian, ketika bajak laut dari negeri Cina kembali, mereka pun menyebut daerah itu dengan Muci. Beratus-ratus tahun kemudian hingga yang kita kenal saat ini, kata Muci pun telah berubah menjadi Musi.
Maka, sungai Muci yang pada awalnya diberi nama oleh seorang Kapitan bajak laut dari negeri Cina, kini telah berubah nama menjadi Sungai Musi.